Rilis film dari Studio Animasi Ghibli selalu ditunggu-tunggu di Jepang. Pimpinan Studio animasi ini, Hayao Miyazaki (Spirited Away), telah mengundang decak kagum penikmat animasi di seluruh dunia sejak pemutaran perdana Nausicaa di tahun 1984. Film terbarunya, Arrietty: The Borrowers, merupakan karya lama animator/sutradara Hiromasa Yonebayashi. Dirilis pada musim panas 2010, film ini diperkirakan meraup pendapatan sebesar $ 15.5 juta dalam penjualan tiket dari 447 layar dan selalu masuk box office. Film ini berdasarkan buku Mary Norton “The Borrowers”, yang menceritakan petualangan sebuah keluarga kecil yang hidup di bawah lantai sebuah rumah besar dengan meminjam barang-barang kecil dari orang besar.
Jalan cerita Arrietty: The Borrowers ini sebagian besar sama dengan novel aslinya, satu-satunya perbedaan utama adalah settingnya yang berubah dari Inggris ke Jepang. Arrietty adalah "orang kecil" 14 tahun yang tinggal di bawah papan lantai rumah tua di bagian barat Tokyo dengan ayahnya, Pod, dan ibunya, Homili. Mereka hidup dengan damai meski terisolasi dan selalu tidak aman jika berada di luar. Kehidupan itu berubah secara dramatis ketika Arrietty yang selalu penasaran sengaja membiarkan dirinya dilihat oleh Sho, anak laki-laki 12 tahun yang sakit-sakitan, yang datang untuk tinggal bersama neneknya untuk menjalani perawatan dan operasi jantung. Persahabatan antara dua anak kesepian menyebabkan Haru, pengurus rumah tangga curiga dan menyadari keberadaan The Borrowers.
Penggemar Ghibli mungkin resah atas tidak adanya Miyazaki di kursi sutradara, tetapi, sejauh ini, kekhawatiran mereka tidak berdasar. Direktur Yonebayashi menggunakan gaya yang berbeda dari animasi untuk membenamkan penonton ke dunia Arrietty. Dari sudut pandangnya, yang hanya 10 cm itu, hamparan dunia manusia hampir terlalu besar untuk dipahami. Oleh karena itu, semua gambar rumah atau kebun sekitarnya, gaya impresionis warna air, meninggalkan perasaan yang tidak dapat sepenuhnya dipahami. Yonebayashi juga menggunakan gaya artistik yang berbeda untuk menciptakan kontras antara dunia manusia dan The Borrowers. Dapur manusia, seperti yang terlihat oleh The Borrowers, digambar dengan detail sehingga hampir muncul foto-realistis. Sebaliknya, rumah Arrietty penuh dengan warna-warna cerah dan penuh dengan kehidupan dan imajinasi.
Memang, kreativitas film menunjukkan bahwa dalam membangun dunia The Borrowers, team pantas mendapat penghargaan khusus. Sebuah hook ikan kecil menjadi pengait kokoh, batu menjadi pemberat untuk lift darurat dan, yang paling cerdik, double tape memungkinkan Pod memanjat kaki meja seperti Spiderman miniatur.
Film ini juga menggunakan pengisi suara yang kuat dengan bakat suara yang unik. Karakter yang paling kompleks adalah Arrietty yang dimainkan oleh Shida Mirai, sensasi remaja terbaru di Jepang. Shida mengisi Arrietty dengan semua ketakutan, keberanian, dan kerinduan masa remaja dan berhasil menciptakan karakter emosional pada filmnya.
Kisah dan karakter dalam The Borrowers memang masih bisa dianggap setara dengan karya-karya Ghibli seperti Spirited Away atau Grave of the Fireflies tetapi dari segi kepahlawanan, sifat pemberani, dan animasi kreatif dalam memukau penikmat animasi hampir sama.
##Makin suka dengan kelas Anime dan Manga ^^
No comments:
Post a Comment