Tempat Wisata di Fukuoka, Jepang (Part 1)

.....

"eh, kamu exchange di Jepang dimananya?"
"Fukuoka"
"hah?! Fukuoka? Bahaya dong, itu khan deket pembangkit nuklir, radiasi lhooo!"
(uhmm, mari liat peta deh! Jangan buru-buru nyahut kalo belum tau faktanya ^^)

Peta Jepang, diambil dari sini.
Gimana? Udah jelas dong ya dimana FUKUOKA dan dimana FUKUSHIMA (which is deket-deket Sendai di atasnya Tokyo). Pertanyaannya sih ga salah, dibandingkan dengan kota-kota lain seperti Osaka, Kyoto, apalagi Tokyo, Fukuoka emang hanya kota kecil di pulau Kyushu. Tapi konon katanya, Fukuoka-lah yang menjadi kota paling penting di pulau Kyushu. Kota pelabuhan sekaligus kota yang paling dekat dengan Korea Selatan. Dari Fukuoka, Korea bisa dijangkau melalui 2 jalur, udara (30 menit) atau laut menggunakan Beetle Ferry (2 jam).

Trus, apa aja yang ada di Fukuoka?

Uhmmmm, banyak!! Dan untuk itulah saya disini, belajar bagaimana masyarakat Jepang, khususnya Fukuoka, memelihara tradisi leluhur mereka di negara yang konon katanya serba high-technology ini. Berbicara masalah tempat wisata, sepertinya Fukuoka memiliki segalanya! Mulai dari wisata alam, wisata belanja, wisata budaya, wisata edukasi, hingga wisata religi. Mari kita telanjangi satu-satu (sejauh yang saya tau lho yaaa!)

1. Wisata Alam
Kalau Anda adalah penyuka pantai, silahkan pergi ke daerah Momochi Seaside Park. Selain pantai dengan hamparan pasir putih dan view sunset yang cantik, di kasan ini juga ada Fukuoka Tower. Dengan membayar 600 yen (sekitar 60ribu rupiah) Anda bisa naik ke tower ini dan melihat landmark Fukuoka dari atas.


Momochi dengan Fukuoka Tower di malam hari

Momochi di senja hari

Selain Momochi, pantai yang paling sering saya dan kawan saya kunjungi meski hanya untuk duduk-duduk makan sambil menikmati sunset adalah Kashiihama Beach. Terletak di samping pusat perbelanjaan Aeon daerah Kashii, pantai ini memang tidak sebagus Momochi, tapi sunsetnya pun tak kalah mengagumkan, apalagi di musim panas.
Summer Asia Party, Kashihama Beach

Pantai ketiga yang sempat saya nikmati sunsetnya adalah pantai di kawasan Shikanoshima Island. Pantai ini menjadi sangat menarik karena ada dua pantai yang saling membelakangi dan hanya dipisahkan oleh jalan raya yang menghubungkan antara pulau dimana Fukuoka berada dengan pulau kecil bernama Shikanoshima. Sepintas memang seperti terletak dalam satu pula, tapi tidak. Yang paling saya sukai saat menghabiskan waktu di pantai adalah karena untuk masuk, tidak perlu bayar alias free admission fee. Emangnya pantai di Indonesia yang harus bayar? #jleb
Senja di Shikanoshima

Wisata alam lain yang terdapat di Fukuoka antara lain taman kota dan taman bunga. Tidak jauh dari Shikanoshima Island (satu/dua bus stop sebelumnya) terdapat Uminonakamichi Park and Zoological Garden. Sudah pernah saya bahas juga disini. Dengan hiasan pohon sakura di kanan-kiri pintu masuk taman ini menjadikan Uminonakamichi menjadi pilihan yang tepat untuk menghabiskan waktu dan mengabadikan musim semi. Dengan tiket masuk 400 yen, saya sudah bisa menikmati hamparan luas bunga Tulip (karena saat itu musim semi) dan beberapa jenis bunga lain yang tentu, tidak pernah saya liat di Indonesia. Karena luasnya taman yang juga memiliki kebun binatang di dalamnya ini, pengunjung disediakan sepeda sewaan yang biaya sewa per jam nya saya lupa (pokoknya mahal). Jadi bisa berkeliling taman dengan menggunakan sepeda, atau bisa juga naik kereta-kereta tanpa jendela yang juga sudah disediakan. Naiknya? Ya bayar dong!! Hahaha..Di tengah-tengah taman terdapat ferris wheel dan taman bermain untuk anak-anak. Tak jauh dari ferris wheel ada food court yang menyediakan berbagai masakan, termasuk es krim!! Ya! Hampir di semua objek wisata di Jepang selalu menawarkan es krim dengan rasa yang berbeda-beda di tiap lokasi, sesuai bahan yang dihasilkan oleh daerah masing-masing.


Cuma Uminonakamichi? Tentu tidak! Bagi yang suka gratisan (kayak saya), maka ada Ohori Koen yang letaknya lebih dekat dengan pusat kota, Tenjin. Ohori Koen ini merupakan sebuah danau (yang sepertinya buatan) dimana kita bisa menemukan pasangan yang sudah renta duduk berdua di bench di pinggir danau. So sweet bukan? Beberapa orang juga sering melakukan jogging sambil membawa hewan kesayangan mereka. Ohori Koen juga merupakan satu-satunya taman dimana terdapat gerai Starbuck di dalamnya. Waow! Itu keren menurut saya. Karena berbeda dengan Uminonakamichi, di Ohori Koen tidak terdapat food court. Ohori Koen juga merupakan spot paling ramai saat ada perhelatan Kembang Api atau HANABI kalau orang Jepang menyebutnya. Di musim panas, biasanya sekitar bulan Juli-September, ada festival kembang api yang gedenya, GEDEEE banget! Entah berapa milyar pemerintah Fukuoka menghabiskan dana untuk itu. Pada festival ini, biasanya penonton akan berbondong-bondong datang bersama pasangan, keluarga, atau rekan-rekannya dengan mengenakan pakaian tradisional yang disebut YUKATA. Saya pun berkesempatan juga untuk menikmati gegap gempitanya hanabi di Ohori Koen ini tahun lalu.
Ohori Koen (taman Ohori)


Ada lagi? Hemmmmm, bagi saya Fukuoka emang ga ada matinya!! Masih ada Nokonoshima Island Park. Untuk menuju ke pulau ini, harus naik feri bernama Flower Noko dulu dari terminal feri Noko Tosenji dengan tiket feri PP sebesar 220 yen. Dari port feri yang ada di sisi Nokonoshima, masih harus naik shuttle bus menuju lokasi. Dengan admission fee sebesar 1000 yen, kawasan ini sebenernya hanya bagus dikunjungi saat bunga Cosmos mekar (sekitar bukan September-Oktober). Selain di musim itu, cukup mengecewakan.
Sebenarnya masih banyak taman atau lokasi wisata alam lain yang worth to see, tapi sayangnya belum sempat kami explore lebih jauh.

2. Wisata Belanja
Eaaaaa.. Yang namanya cewek, udah pasti nih kalau urusan mall, shopping, atau sekedar window shopping jadi agenda rutin. Kawasan paling terkenal dan paling ramai cewek-cewek tak lain dan tak bukan TENJIN!!! #backsong lagu penyeberangan!! Di kawasan Tenjin ini ada beberapa pusat perbelanjaan seperti Mina (ada Uniqlo di dalamnya), lalu Tenjin Core (ada toko awul-awul di lantai paling atas :D), lalu di bawah tanah ada Tenjin Chigakai (ada Krispy Kreme yang suka bagi-bagi donat gratis), dan yang paling ga pernah kita singgahi untuk belanja melainkan numpang ke toiletnya yang mewah adalah PARCO.
Di belakang Parco, ada Tenjin Shintencho yaitu kawasan toko-toko yang menjual barang khas macam kimono dan makanan ringan. Lengkap khan?? Kurang? Ada Marinoa City dengan ferris wheelnya di tepian Marinoa Bay. Juga tak ketinggalan Canal City.
Marinoa City

Sudah habis? Masih banyakkkkkk, cuma yang wisata belanja sampai sini aja yak.. Postingan berikutnya akan membahas pilihan wisata lain yang ada di Fukuoka.

Been 3 months..

YEP!
It's been 3 months since I left Japan, back to my hometown in Indonesia.
Dan you better not asking me how I feel, jangan tanya bagaimana perasaan saya selama 3 bulan terakhir ini di rumah setelah 1 tahun penuh menghabiskan waktu (dan uang pemerintah Jepang) bersama teman-teman yang sungguh luar biasa. Ga cuma temen setumpah darah Indonesia, tapi juga teman yang luar biasa awesome dari seluruh penjuru dunia. Tak pernah terpikir oleh saya yang cuma dari gunung ini kalo saya bisa duduk sekelas bersama gadis-gadis dari kota metropolitan seperti Seoul, Munchen, Stockholm, Leuven, dan sesama gadis tropis dari Bangkok, Hanoi, juga Kandy.

3 bulan dan banyak sekali dari mereka yang menanyakan bagaimana saya menata (kembali) hidup disini sepulang dari Jepang dan itu sangat kurushii...menyakitkan. Partner in crime saya, Diah, dengan sangat bagusnya merangkum hari-hari indah itu di dalam tulisannya. Asli bikin berkaca-kaca!! Thanks a bunch Dee!
Lalu, apa saja yang saya lakukan 3 bulan ini di rumah? Well, it's not easy to pass the post-graduate and post-exchange syndrom at the same time. Seperti yang pernah saya ceritakan, saya menerima beasiswa exchange ini tepat 2 minggu setelah saya wisuda. Jadi kalo kata orang, saya tidak sempat mengalami yang namanya post-graduate syndrom. Alih-alih mencari dan mendapatkan pekerjaan yang layak, saya malah menerima tawaran untuk belajar dari sodara tua kita, Jepang. 



So, back to the topic. Apa kesibukan saya sekarang? Sudahkah saya dapat pekerjaan atau justru menambah beban pemerintah Indonesia sebagai pengangguran? Sejujurnya, itu adalah pertanyaan yang sulit untuk saya jawab. So many things happen, berbagai panggilan wawancara mulai dari PT. Jasa Raharja, Medion, hingga perusahaan retailer terkenal di Jepang, Uniqlo pernah mampir di e-mail saya. Tapi ternyata, visa untuk (kembali) keluar dari rumah, mendapat pekerjaan jauh dari orang tua sangat susah saya dapatkan. Sayapun harus bisa menepis ego saya untuk kembali sekolah di Jepang. Bagi saya, prioritas saya saat ini adalah membahagiakan orang tua, caranya? dengan tetap stay di rumah. Hahahaha #alibi. No, it's true! Lagi-lagi saya harus bersyukur memiliki orang tua yang tidak "gila pangkat" dan "pegawai minded". Beliau-beliau selalu menekankan bahwa pengertian "bekerja" itu tidak harus jadi pegawai, tidak harus berseragam, tidak harus duduk di balik meja kantor. As long as you get money and could manage it well for life, it's enough! #BIGhugs4Dad&Mom. Makanya, sayapun akhirnya memutuskan untuk tidak lagi berkelana, menjadi pencari kerja disana-disana #beAgooddaughter ^^


Hinggaaaa..si mas pacar datang membawa kabar gembira. SAYA DILAMAR! Oh My God! >>__<<


CaMer datang ^^
Keluarga Besar Mas Pacar
It was the best day in my life (so far), xixixi..


Tanpa banyak ba-bi-bu lagi, Bapak camer mengutarakan maksud dan tujuannya dan dicapailah sebuah kesepakatan bahwa saya dan mas pacar akan dinikah-kawinkan tahun ini. Bukan tanpa alasan dan pertimbangan matang mas pacar memutuskan untuk melamar sekarang. Sempet gontok-gontokan juga saat membahas masa depan kami berdua. Itu semua off the record aja deh. Yang jelas, itu semua makin mendewasakan kita dan yang pasti bikin tambah sayang sama mas pacar ^^. Jadi, selain berusaha mendapatkan pekerjaan yang dekat dengan rumah, saya juga disibukkan dengan persiapan pernikahan. Paling tidak ini cukup sedikit menepis keinginan saya yang menggebu-gebu untuk mengejar impian kembali ke Jepang. Merubah planning jangka pendek maupun jangka panjang dengan memasukkan kata "bersama camisua" ke dalamnya ^^

Plum Blossom di Dazaifu Shrine, Fukuoka

Minggu, 04 Maret 2012 kemarin digelar festival Kyokusui no En di Dazaifu Shrine, salah satu shrine terkenal di Fukuoka. Festival ini merupakan ritual penyucian kuil yang dimulai sejak Heian period (794-1185). Di festival ini, penyair memakai kostum dari Heian period dan duduk di sepanjang tepi saluran (semacam selokan air hujan) di Taman Kyokusui di Dazaifu Tenmangu Shrine. Setiap penyair harus menulis puisi dan minum secangkir sake.


Jauh hari sebelum hari H, kami memutuskan untuk mengenakan kimono dan yukata untuk menikmati acara tersebut. Selain karena ini acara tradisional Jepang, tujuan utama kami mengenakan kimono adalah agar bisa foto di bersama ume (plum) blossom. 


Inilah si Ume (plum) blossom
Ketidakberuntungan kami bertemu sakura bulan depan paling tidak sedikit terobati oleh ume. Dan beginilah "bentukan" saya memakai kimono di hari H:
Satu-satunya foto dengan mulut mingkem =_="
Seperti biasa, kehadiran kami sebagai orang asing, apalagi memakai kimono tentu saja mengundang perhatian banyak orang. Beberapa nenek seringkali berucap:

"kireii (lit. cantik)"..


atau 


"niau (lit. pantes)"


ke kami (tepatnya ke teman saya yang berambut pirang, bukan saya, #dies). Saat kami foto di dekat pohon ume, ada beberapa kakek sempat mencuri-curi foto kami dan bahkan ada pula yang minta secara terang-terangan #mendadakartis


Kehebohan kembali terjadi saat salah satu reporter radio lokal mencegat perjalanan kami menuju kursi penonton. Heboh melihat satu orang berambut pirang, satu pake jilbab pake kimono. Dan berondongan pertanyaan si reporter pun kami jawab dengan bahasa Jepang kami yang patah-patah. Ujung-ujungnya si embak mempersilakan kami meneruskan perjalanan. Jam 12 tepat kami sudah dapat tempat yang menurut kami strategis untuk mengambil gambar dan menikmati upacara yang diperkirakan akan mulai jam 1 waktu setempat.


View dari tempat strategis yang kami booking
Tak berapa lama berselang, si embak reporter datang lagi dan meminta kesediaan kami untuk diwawancara live di radio. Ting tong! Oke, sekarang kami jadi artis lokal beneran. Kapan lagi bisa masuk TV radio? Maka kamipun diboyong ke tempat dimana kami bisa melihat parade penyair lebih dekat. Lucky!

Rombongan ketiga kalo ga salah, yang pertama dan kedua di video >__<

Pandangan heran ibu-ibu melihat penampakan kami di wawancara live

masih juga ngeliatin kami, aneh ya?

Adik-adik ini juga. Ada yang aneh dengan pake kimono?



Wawancara yang hanya 3 menitan itupun selesai. Dengan semangat 45 kami setengah berlari ke tempat kami semula tapi untung tak dapat diraih, kursi penonton yang tadi kosong, sekarang penuh sesak. Maka kamipun tersingkir ke lokasi yang sangat tidak strategis  :((


Hasil gambar terbaik dari balik kerumunan massa
Menyerah berdiri di bawah rintik hujan kala itu, kami pun berpindah dan memutuskan untuk mencari spot foto bersama ume. Memakai kimono di saat hujan itu sungguh tidak disarankan, sodara-sodara! Kombinasi dingin dan basah dan hasrat ingin berfoto bukan pilihan, tapi mau tak mau harus dilakukan..demi sob, demiiii..








Tak lupa foto bareng soulmate poreper, Diah :D




And the rest are just the random pictures taken in Dazaifu Tenmangu Shrine.










Kampus dan Saya

Iseng-iseng googling tentang  kampus disini, eh ternyata ada foto beberapa teman termasuk saya di dalamnya :D


Negara dalam Keadaan Bahaya

Bukan kapasitas saya berbicara masalah politik, apalagi menanggapi masalah negara yang sedang carut-marut seperti sekarang mengingat saya hanya seorang pengangguran, belum bisa berkontribusi apa-apa terhadap negara. Tapi membaca satu artikel di Kompas Nasional pagi ini tentang Surat untuk Presiden benar-benar kembali mengingatkan saya, bahwa tidak mudah menjadi seorang presiden Republik Indonesia. 


Oke, tidak usah berbicara masalah tugas dan kewajiban presiden, dari yang paling sederhana saja, menjadi warga negara Indonesia. Beruntung mendapat beasiswa study ke Jepang membuat saya mendadak nasionalis, saya selalu berbicara Indonesia itu bla bla bla bla..Tapi seiring berjalannya waktu, saya pribadi merasa, di tengah nama besar NKRI, tidak banyak orang yang tahu Indonesia itu dimana, lebih parah lagi, Indonesia seringkali disalahartikan sebagai INDIA.

Itu hanya kesan pertama orang asing tentang Indonesia. Tapi kalau Anda berada di posisi saya, mungkin Anda juga akan berkata sama, tidak mudah menjadi warga negara Indonesia yang beruntung mewakili negara Anda berjejer dengan warga negara lain (yang malangnya, lebih maju dari Indonesia). Demi ketersediaan informasi,setiap hari saya pun selalu sempatkan mengecek akun facebook saya, bukan karena saya maniak facebook, tapi karena dari facebook dan twitter lah saya tahu kabar paling aktual dari negara dan warga negara saya tercinta. Seperti beberapa waktu lalu, sempat muncul fenomena Syahrini dengan "sesuatu banget"nya. Tak lama muncul si Ayu Ting-ting yang nyari alamat ga ketemu-ketemu, hingga kisah si Supir Xenia maut yang menuai umpatan dimana-dimana. Saya pun tiba pada kesimpulan saya (dari status-status itu), bahwa sebenarnya orang Indonesia punya potensi yang cukup bagus untuk menjadi cerdas. Terkadang kelewat kritis menanggapi sikap dan perilaku sesamanya. Saya cuma pengen bilang "STOP menyibukkan diri dengan PENCITRAAN", kawan-kawan. 



Kalau memang kalian memiliki kapasitas untuk terjun disana, lakukan sekarang, jangan cuma update di status, atau komen, atau menghujat sana-sini. Maaf kalau saya kelewat emosi, tapi mengalami dan melihat sendiri kondisi negeri tercinta saya, dimana yang tua kadang lupa dengan apa yang diamanahkan padanya (kayak yang sibuk numpuk duit di kantong mereka itu), dan yang muda kadang lupa bahwa di bahu merekalah masa depan negara diamanahkan (dan lebih suka ikut kontes jemur-jemur cuci-cuci tiap pagi di acara musik pagi. #WOIIIIII!!), saya jadi geregetan!!

Tulisan ini juga terinspirasi dari lirik lagu Jogja Hip hop Foundation, Negara dalam Keadaan Bahaya, yang sedang menjadi bahan saya menulis tugas akhir semester ini. Baca dan buka mata kalian, Kawan-kawan! Masih mau berpangku tangan? Kalau saya tidak.




Jangan bertanya apa yang negara berikan kepadamu, tapi kenapa tidak memberikan apa-apa dari dulu
HOOK:
Negara dalam keadaan bahaya
Penguasa lupa amanat rakyatnya
Menutup mata derita bangsanya
Pertiwi manangis merintih dan berdoa
Bahaya! Bahaya!
Negara dalam keadaan bahaya
Karena penguasa dan mafia bekerjasama
Demokrasi digadaikan dan tersandra
Di mimbar mengumbar janji
Janji bohong dan bohong lagi
Rakyat sudah lelah memaklumi
Mau dibawa kemana negeri ini?
Bahaya! Bahaya!
Negara dalam keadaan bahaya
Politisi tan moral dan etika, pamer kebusukan di media, rakyat hanya bisa mengelus dada
Wakil miring di gedung rakyat
Bersatu padu dalam kongsi jahat
Musyawarah mufakat untuk menipu rakyat
Lupa siapa yang memberi amanat
HOOK:
Bahaya! Bahaya!
Negara dalam keadaan Bahaya
Karena penguasa lupa dasar negara
Di balik jubah agama menipu tuhan pun bisa
Minoritas beribadah dalam ancaman
Negara gagal memberi rasa aman
Bhineka Tunggal Ika mati di Jalanan
Inilah orde pembangunan jalan menuju kehancuran
Bahaya! Bahaya!
Negara dalam keadaan bahaya
Karena tanah kaya bukan lagi milik rakyatnya
Mereka tersingkir dari tanah leluhurnya
Warga mendesak perubahan di Jakarta
Tapi di daerah ada yang ingin merdeka
NKRI adalah omong kosong belaka
Tanpa keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
HOOK
Lagu ini adalah surat dari rakyat
Kepada para pemegang amanat
Cinta rakyat pada negeri ini tanpa syarat
Hingga badan dikandung hayat
Lihatlah rakyat terus bekerja
Susah payah terus memupuk asa
Bercerminlah di kalbu mereka
Maka akan kau pahami apa itu Indonesia
HOOK
Anak negeri yang mati di lumbung padi
Mengirim kabar pada pertiwi
Negara gagal melindungi kami
Masyarakat adil makmur hanya mimpi

Racauan Random

Lazy moment itu adalah saat kamu ga punya kerjaan (meski tugas seabrek), seharian cuma tiduran (padahal ISP belum disentuh), dan pahpoh seperti sekarang tanpa ada kemauan menyelesaikan kerjaan apapun (nglirik jemuran, baju, buku, berserakan dimana-mana). Musim dingin memang sungguh menggoda untuk dihabiskan berhibernasi di kamar >__<

Well, update terbaru dari gigi saya adalah..saya tidak jadi operasi!! *penting ga? hahaha, bersyukur sekali setelah sempat ketakutan mendengar kata operasi. It's getting better and better now, so thank you so much for always worrying me, teman-teman #kiss

Kabar lain datang dari pintu gerbang Fukuoka Women's University. Setelah dengan sengaja melintasi gerbang depan untuk mengumpulkan tugas kelas Rap dan Hip Hop, saya menemukan satu keajaiban. Percaya ga percaya, ini nyata terjadi. Pohon Sakura yang diprediksi baru akan berbunga sekitar bulan April sudah mengeluarkan kuncup!! すごいでしょう?!! Girang bukan kepalang sayanya, terus poto-poto dah. Berharap sekali pohon ini akan berbunga sebelum saya meninggalkan kampus tercinta ini *mendadak sedih.
Dan ini dia spoilernya::

Kuncup Sakura


Yang ini bunga Ume, sodaranya Sakura










Benar-benar nikmati sisa-sisa waktu ma Danbo ^^

Jalan-jalan Murah episode: BUDGETING

Yak, setelah mengupas tentang tiket fenomenal bernama 18 Kippu, edisi kali ini akan membahas tentang masalah klasik menyangkut liburan. Tiada lain tiada bukan, urusan dompet. Sebelumnya saya harus mengaku bahwa sehemat apapun usahamu untuk berlibur, perjalanan wisata di Jepang tidaklah murah. Seorang teman saya dari Belgia sempat bilang bahwa biaya travelling di Jepang memang sangat tinggi. Sebagai perbandingan, biaya kartu bus untuk sebulan di Fukuoka katanya setara dengan kartu bus untuk keliling Belgia selama setahun *buka buku tabungan* *terjun dari balkon*.

Berikut saya sajikan pengeluaran yang harus dibayar untuk bisa menikmati Osaka-Kyoto-Tokyo-Mt. Fuji:
1. Tiket 18 Kippu 11,500
2. Hostel Osaka 1,500 x 3 = 4,500
3. Hostel Tokyo 2,500 x 6 = 15,000
4. Universal Studios 6,200
5. Disneyland dan Disneysea 10,800
6. Museum Doraemon dan Ghibli 2,000
7. Tiket masuk objek wisata Kyoto 1,000
8. Tiket Tokyo Tower 1,400
9. Transport Mt Fuji 3,200
10. Tiket di Fuji 1,600
11. Maid Café 2,500
12. Transport lokal Osaka 500
13. Transport lokal Kyoto 500
14. Transport lokal Tokyo 6,000
TOTAL 66,700 yen!!

Total pengeluaran ini hanya mencakup transportasi dan akomodasi. Sementara pengeluaran lain, seperti makan dan oleh-oleh (ini yang bikin kantong robek) tergantung pribadi masing-masing. Tapi sebagai gambaran, makan dalam sehari minimal harus merogoh kocek sekitar 1,500 Yen. Kalikan saja 11. Plus belanja oleh-oleh. Buat beberapa orang, nafsu belanja mungkin bisa ditekan. Tapi buat saya, pergi ke satu tempat gak afdol rasanya tanpa membeli buah tangan khas tempat tersebut. Kapan lagi bisa kesana lagi kan ya? 

Jujur, 11 hari perjalanan Fukuoka-Osaka-Kyoto-Tokyo-Mt Fuji menguras hampir seluruh isi tabungan saya selama 4 bulan. But guess what, saya sama sekali tidak menyesal, meskipun itu artinya saya harus bertahan dengan makan mie goreng telur hingga akhir bulan ini (lebay). Pengalaman dan pemandangan yang saya dapat jauh lebih berharga daripada jumlah uang yang saya keluarkan. Malah, hal yang saya sesali adalah kenapa saya tidak menghemat lebih banyak sehingga bisa jalan-jalan lebih lama dan ke lebih banyak tempat. Enjoy Japan!

Kyoto Tower, Kyoto

Ginza, Tokyo

Tokyo Tower, Tokyo lahhhh..

Kinkakuji Temple, Kyoto

Masih di Kinkakuji :)

Museum Fujiko F. Fujio a.k.a Museum Doraemon, Kawasaki

Museum Gibhli, Mitaka

View Fujiyama, Kawaguchiko

Uang bisa dicari kan ya? Tapi kalo cerita dan pengalaman? :D