Kampus dan Saya

Iseng-iseng googling tentang  kampus disini, eh ternyata ada foto beberapa teman termasuk saya di dalamnya :D


Negara dalam Keadaan Bahaya

Bukan kapasitas saya berbicara masalah politik, apalagi menanggapi masalah negara yang sedang carut-marut seperti sekarang mengingat saya hanya seorang pengangguran, belum bisa berkontribusi apa-apa terhadap negara. Tapi membaca satu artikel di Kompas Nasional pagi ini tentang Surat untuk Presiden benar-benar kembali mengingatkan saya, bahwa tidak mudah menjadi seorang presiden Republik Indonesia. 


Oke, tidak usah berbicara masalah tugas dan kewajiban presiden, dari yang paling sederhana saja, menjadi warga negara Indonesia. Beruntung mendapat beasiswa study ke Jepang membuat saya mendadak nasionalis, saya selalu berbicara Indonesia itu bla bla bla bla..Tapi seiring berjalannya waktu, saya pribadi merasa, di tengah nama besar NKRI, tidak banyak orang yang tahu Indonesia itu dimana, lebih parah lagi, Indonesia seringkali disalahartikan sebagai INDIA.

Itu hanya kesan pertama orang asing tentang Indonesia. Tapi kalau Anda berada di posisi saya, mungkin Anda juga akan berkata sama, tidak mudah menjadi warga negara Indonesia yang beruntung mewakili negara Anda berjejer dengan warga negara lain (yang malangnya, lebih maju dari Indonesia). Demi ketersediaan informasi,setiap hari saya pun selalu sempatkan mengecek akun facebook saya, bukan karena saya maniak facebook, tapi karena dari facebook dan twitter lah saya tahu kabar paling aktual dari negara dan warga negara saya tercinta. Seperti beberapa waktu lalu, sempat muncul fenomena Syahrini dengan "sesuatu banget"nya. Tak lama muncul si Ayu Ting-ting yang nyari alamat ga ketemu-ketemu, hingga kisah si Supir Xenia maut yang menuai umpatan dimana-dimana. Saya pun tiba pada kesimpulan saya (dari status-status itu), bahwa sebenarnya orang Indonesia punya potensi yang cukup bagus untuk menjadi cerdas. Terkadang kelewat kritis menanggapi sikap dan perilaku sesamanya. Saya cuma pengen bilang "STOP menyibukkan diri dengan PENCITRAAN", kawan-kawan. 



Kalau memang kalian memiliki kapasitas untuk terjun disana, lakukan sekarang, jangan cuma update di status, atau komen, atau menghujat sana-sini. Maaf kalau saya kelewat emosi, tapi mengalami dan melihat sendiri kondisi negeri tercinta saya, dimana yang tua kadang lupa dengan apa yang diamanahkan padanya (kayak yang sibuk numpuk duit di kantong mereka itu), dan yang muda kadang lupa bahwa di bahu merekalah masa depan negara diamanahkan (dan lebih suka ikut kontes jemur-jemur cuci-cuci tiap pagi di acara musik pagi. #WOIIIIII!!), saya jadi geregetan!!

Tulisan ini juga terinspirasi dari lirik lagu Jogja Hip hop Foundation, Negara dalam Keadaan Bahaya, yang sedang menjadi bahan saya menulis tugas akhir semester ini. Baca dan buka mata kalian, Kawan-kawan! Masih mau berpangku tangan? Kalau saya tidak.




Jangan bertanya apa yang negara berikan kepadamu, tapi kenapa tidak memberikan apa-apa dari dulu
HOOK:
Negara dalam keadaan bahaya
Penguasa lupa amanat rakyatnya
Menutup mata derita bangsanya
Pertiwi manangis merintih dan berdoa
Bahaya! Bahaya!
Negara dalam keadaan bahaya
Karena penguasa dan mafia bekerjasama
Demokrasi digadaikan dan tersandra
Di mimbar mengumbar janji
Janji bohong dan bohong lagi
Rakyat sudah lelah memaklumi
Mau dibawa kemana negeri ini?
Bahaya! Bahaya!
Negara dalam keadaan bahaya
Politisi tan moral dan etika, pamer kebusukan di media, rakyat hanya bisa mengelus dada
Wakil miring di gedung rakyat
Bersatu padu dalam kongsi jahat
Musyawarah mufakat untuk menipu rakyat
Lupa siapa yang memberi amanat
HOOK:
Bahaya! Bahaya!
Negara dalam keadaan Bahaya
Karena penguasa lupa dasar negara
Di balik jubah agama menipu tuhan pun bisa
Minoritas beribadah dalam ancaman
Negara gagal memberi rasa aman
Bhineka Tunggal Ika mati di Jalanan
Inilah orde pembangunan jalan menuju kehancuran
Bahaya! Bahaya!
Negara dalam keadaan bahaya
Karena tanah kaya bukan lagi milik rakyatnya
Mereka tersingkir dari tanah leluhurnya
Warga mendesak perubahan di Jakarta
Tapi di daerah ada yang ingin merdeka
NKRI adalah omong kosong belaka
Tanpa keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
HOOK
Lagu ini adalah surat dari rakyat
Kepada para pemegang amanat
Cinta rakyat pada negeri ini tanpa syarat
Hingga badan dikandung hayat
Lihatlah rakyat terus bekerja
Susah payah terus memupuk asa
Bercerminlah di kalbu mereka
Maka akan kau pahami apa itu Indonesia
HOOK
Anak negeri yang mati di lumbung padi
Mengirim kabar pada pertiwi
Negara gagal melindungi kami
Masyarakat adil makmur hanya mimpi

Racauan Random

Lazy moment itu adalah saat kamu ga punya kerjaan (meski tugas seabrek), seharian cuma tiduran (padahal ISP belum disentuh), dan pahpoh seperti sekarang tanpa ada kemauan menyelesaikan kerjaan apapun (nglirik jemuran, baju, buku, berserakan dimana-mana). Musim dingin memang sungguh menggoda untuk dihabiskan berhibernasi di kamar >__<

Well, update terbaru dari gigi saya adalah..saya tidak jadi operasi!! *penting ga? hahaha, bersyukur sekali setelah sempat ketakutan mendengar kata operasi. It's getting better and better now, so thank you so much for always worrying me, teman-teman #kiss

Kabar lain datang dari pintu gerbang Fukuoka Women's University. Setelah dengan sengaja melintasi gerbang depan untuk mengumpulkan tugas kelas Rap dan Hip Hop, saya menemukan satu keajaiban. Percaya ga percaya, ini nyata terjadi. Pohon Sakura yang diprediksi baru akan berbunga sekitar bulan April sudah mengeluarkan kuncup!! すごいでしょう?!! Girang bukan kepalang sayanya, terus poto-poto dah. Berharap sekali pohon ini akan berbunga sebelum saya meninggalkan kampus tercinta ini *mendadak sedih.
Dan ini dia spoilernya::

Kuncup Sakura


Yang ini bunga Ume, sodaranya Sakura










Benar-benar nikmati sisa-sisa waktu ma Danbo ^^

Jalan-jalan Murah episode: BUDGETING

Yak, setelah mengupas tentang tiket fenomenal bernama 18 Kippu, edisi kali ini akan membahas tentang masalah klasik menyangkut liburan. Tiada lain tiada bukan, urusan dompet. Sebelumnya saya harus mengaku bahwa sehemat apapun usahamu untuk berlibur, perjalanan wisata di Jepang tidaklah murah. Seorang teman saya dari Belgia sempat bilang bahwa biaya travelling di Jepang memang sangat tinggi. Sebagai perbandingan, biaya kartu bus untuk sebulan di Fukuoka katanya setara dengan kartu bus untuk keliling Belgia selama setahun *buka buku tabungan* *terjun dari balkon*.

Berikut saya sajikan pengeluaran yang harus dibayar untuk bisa menikmati Osaka-Kyoto-Tokyo-Mt. Fuji:
1. Tiket 18 Kippu 11,500
2. Hostel Osaka 1,500 x 3 = 4,500
3. Hostel Tokyo 2,500 x 6 = 15,000
4. Universal Studios 6,200
5. Disneyland dan Disneysea 10,800
6. Museum Doraemon dan Ghibli 2,000
7. Tiket masuk objek wisata Kyoto 1,000
8. Tiket Tokyo Tower 1,400
9. Transport Mt Fuji 3,200
10. Tiket di Fuji 1,600
11. Maid Café 2,500
12. Transport lokal Osaka 500
13. Transport lokal Kyoto 500
14. Transport lokal Tokyo 6,000
TOTAL 66,700 yen!!

Total pengeluaran ini hanya mencakup transportasi dan akomodasi. Sementara pengeluaran lain, seperti makan dan oleh-oleh (ini yang bikin kantong robek) tergantung pribadi masing-masing. Tapi sebagai gambaran, makan dalam sehari minimal harus merogoh kocek sekitar 1,500 Yen. Kalikan saja 11. Plus belanja oleh-oleh. Buat beberapa orang, nafsu belanja mungkin bisa ditekan. Tapi buat saya, pergi ke satu tempat gak afdol rasanya tanpa membeli buah tangan khas tempat tersebut. Kapan lagi bisa kesana lagi kan ya? 

Jujur, 11 hari perjalanan Fukuoka-Osaka-Kyoto-Tokyo-Mt Fuji menguras hampir seluruh isi tabungan saya selama 4 bulan. But guess what, saya sama sekali tidak menyesal, meskipun itu artinya saya harus bertahan dengan makan mie goreng telur hingga akhir bulan ini (lebay). Pengalaman dan pemandangan yang saya dapat jauh lebih berharga daripada jumlah uang yang saya keluarkan. Malah, hal yang saya sesali adalah kenapa saya tidak menghemat lebih banyak sehingga bisa jalan-jalan lebih lama dan ke lebih banyak tempat. Enjoy Japan!

Kyoto Tower, Kyoto

Ginza, Tokyo

Tokyo Tower, Tokyo lahhhh..

Kinkakuji Temple, Kyoto

Masih di Kinkakuji :)

Museum Fujiko F. Fujio a.k.a Museum Doraemon, Kawasaki

Museum Gibhli, Mitaka

View Fujiyama, Kawaguchiko

Uang bisa dicari kan ya? Tapi kalo cerita dan pengalaman? :D

Tips and Tricks Travelling by Seishun 18 Kippu (based on true story)


Jadi orang asing di Jepang yang ga tau apa-apa (terutama bahasa) itu memang *agak menyedihkan. Boro-boro baca kanji, hiragana-katakana saja masih patah-patah. Tapi dengan nekatnya saya dan partner in crime saya, Diah, selalu punya tips and tricks agar tetap bisa travelling di Jepang tapi ga nyasar-nyasar! Mau tau gimana bisa kita jalan-jalan pake kereta, berganti dari satu stasiun ke stasiun lain? Here we go..

                       Wajah dan Body Language
Dengan wujud yang berbeda dari orang-orang Jepang pada umumnya, kehardiran kita saja biasanya sudah mengundang perhatian. Minimal, beberapa menoleh atau yang lebih vulgar akan melihat dari atas sampai bawah. Hal ini dapat kita jadikan tonggak awal tips pertama.
Begitu mereka menoleh, langsung pasang wajah paling bloon yang kita punya. Alis berkerut, kepala celingak-celinguk, berkali-kali melihat jadwal yang kita bawa dan papan pengumuman di stasiun, sambil berjalan bolak-balik. Dijamin tidak lebih dari 10 menit, seseorang akan datang dan bertanya apakah kita memerlukan bantuan. ;)

Nama Tujuan
Cara ini lebih elegan dibanding tips pertama. Beberapa daerah di Jepang sangat tidak berperi-keturisan karena nama daerah tujuan hanya ditulis dalam KANJI. Yak, kanji dan bukan hiragana. Beberapa bahkan lebih sadis karena jarak antara satu transfer dengan transfer lainnya hanya selang beberapa menit. Manfaatkan kesempatan singkat ini dengan mendekati seseorang yang sekiranya baik hati dan agak selo (baca: nenek/kakek2 Jepang). Begitu posisi sudah dekat dan dipastikan mereka menyadari keberadaan kita serta dapat mendengar perbincangan kita, sebutkanlah nama daerah tujuan kita berkali-kali. Niscaya, mereka akan memberi petunjuk yang mencerahkan. ;)

Malu bertanya, penasaran!
Banyak kereta lokal Jepang yang hanya menggunakan bahasa Jepang sebagai pengantarnya. Apalagi jika ada kejadian mendadak seperti taifun atau bunuh diri, masinis akan langsung memberi pengumuman dalam bahasa Jepang yang sayangnya sangat tidak sesuai dengan buku yang kita pelajari. Belum lagi kalau mereka menggunakan suara perut, menggumam, dan menggunakan logat setempat. Dipastikan kita tidak akan mengerti. Daripada bengong penasaran, lebih baik segera dekati wajah-wajah yang sekiranya akan menjawab pertanyaan kita dengan bahasa yang sederhana. Jikalau setelah bertanya kita tetap tidak mengerti, pindah gerbong dan tanyalah pada orang yang berbeda sampai kita mengerti atau sampai kereta jalan lagi. ;

Asah mata batin
Hahaha, ini hanya tips sesat, tapi seringkali berhasil lhoooo! Kalo kamu ga yakin mau turun dimana, asah mata batin kamu, dalam arti, ikuti kata hati. Yah, dengan resiko salah turun di stasiun lain.

Ketersediaan pangan
Pastikan logistik tersedia melimpah, sodara-sodara! Jalan-jalan dengan kereta lokal (bin murah) itu dipastikan membuat kamu capek hanya dengan duduk di kereta. Ditambah dengan waktu transfer yang cuma beberapa menit saja, tidak akan kekejar kalo musti mampir dulu beli makanan dan minuman. Untuk mengantisipasi hal tersebut kamu bisa cek jadwal kereta selanjutnya, itu kalaupun mau! Hindari ancaman kelaparan di kereta! (#jangan mikir di kereta ada yang jualan mijon ama nasi bungkus yak, itu hanya di INDONESIA RAYA tercinta adanya), Dan berhubung kami hanya punya print out satu  jadwal, maka mau tak mau kami harus patuh pada jadwal.

Cek prakiraan cuaca hari ini!
Tau apa yang mendadak jadi masalah kalo ga cek prakiraan cuaca hari ini di Jepang? Kereta kamu bisa saja berhenti dalam waktu yang tidak ditentukan GARA-GARA TAIFUN, which is means, kamu ga akan bisa ngejar jadwal kereta selanjutnya! Tapi untungnya waktu itu, kereta malam yang sedianya akan kami tumpangi juga delay karena taifun, SELAMET!

Be the first! Then people will follow you!
Orang Jepang, ga peduli dimanapun, suka banget ngantri dan bikin barisan! Asik aja gitu jadi yang pertama berdiri terus di belakang banyak orang Jepang ngikutin kita. Hahahahaha, kapan lagi kita “mimpin” orang Jepang?

Kenalan ama orang lokal. Usahakan sampe dia ngajak makan bareng, Hemat Beb!
Ini kejadian nyata selama kami di Osaka. Di hostel kami ketemu orang Hokkaido yang juga jalan-jalan di Osaka, sendirian. Setelah ngobrol dan tuker nomer HP, si doi sms ngajakin makan malam keesokan harinya. YEAH! Awalnya kita mikir bayar makannya sendiri-sendiri (biasanya gitu di Jepang). Ternyata salah! Kalo kamu orang Jepang dan ngundang orang buat makan bareng, itu artinya kamu yang bayarin! Lumayan beb, hemat :D


 Duduklah di kursi paling dekat dengan pintu karna biasanya cowok2 gagah dan kekar yang keringetnya suka ngucur2 biasanya berdiri di dekat pintu keluar. Lumayan beb, charge energi selama perjalanan.

Jangan sesekali tidur dalam posisi menengadah apalagi kepala miring. Dalam hitungan menit, liur Anda akan keluar dengan hebatnya. Sangat merusak pencitraan wanita lemah lembut yang ingin kita tampilkan di depan pria-pria macho Jepang tadi.

Pura-pura tidur lelap ketika kereta sedang penuh dan tiba-tiba muncul segerombolan kakek nenek. Orang-orang jepang walaupun dandanannya metal, tapi hatinya melow total saudara-saudara. Boleh jadi ada cewek/cowok dengan rambut pirang, baju acak adul, dan telinga tindik atas bawah. Tapi begitu lihat kakek/nenek masuk kereta dan berdiri, mereka akan langsung memberikan tempat duduk untuk si kakek/nenek. Dengan pura-pura tidur, kita tentunya dapat menghindari konflik batin dan pandangan ingin menerkam dari orang-orang sekitar. Maaf, bukannya saya tidak berhati melow, tapi perjalanan masih teh jauh. ;p

Well, GOOD LUCK!

REPOST: Keliling Osaka, Kyoto, Tokyo dengan tiket MURAH MERIAH!





[Teman seperjalanan saya (sebut saja vita) mengatakan : “liburan ini aku akan aku abadikan dalam folder yang judulnya Japan Summer Blast.” Kalau boleh saya imbuhkan, liburan ini memang B(ab)las. Bablas tabungan, bablas tenaga. Bablas blas blas!]


Yak, itu dia bahasa pengantar di blog Diah yang selalu saya “kepo”. Keki juga dia selalu nulis bahasa yang keren yang membuat saya ga tahan untuk sellau meng-copy terus mem-paste nya di blog saya >__< :D here we gooo..

Agustus dan September adalah dua bulan paling dinanti dalam kalender akademik mahasiswa Jepang. Agustus pertengahan merupakan saat berakhirnya semester pertama (spring semester) dan hingga akhir September merupakan waktunya liburan. Berhubung liburan jatuhnya tepat pada saat musim panas, maka Orang Jepang menyebutnya dengan Natsu Yasumi. Natsu merupakan bahasa Jepang untuk musim panas, sementara Yasumi merupakan bahasa Jepang untuk liburan.

Sebagai mahasiswa Jepang dadakan, saya tentunya tidak ingin melewatkan momen besar ini hanya dengan duduk bengong di dorm. Bisa tua lumutan karena hampir semua penghuni dorm pergi untuk berlibur. Goal terbesar saya untuk periode natsu yasumi adalah Tokyo dan Osaka, dua kota besar di Jepang.

Dalam rangka persiapan, beberapa latihan fisik dan mental telah digenjot sejak dua bulan sebelumnya. Saya dan Diah mulai mengencangkan ikat pinggang. Berhemat demi liburan yang membutuhkan biaya yang tentunya tidak sedikit. Kami juga mulai giat berolahraga karena selama 11 hari perjalanan, kami akan banyak jalan sambil menggotong barang. Tapi demi, demi, demi, kami rela.

Selain persiapan fisik dan mental, ada beberapa poin kunci yang menentukan perjalanan kami kali ini. Apa saja? Tiket, penginapan, dan tempat tujuan. Hal pertama yang saya bahas adalah tiket!


Tiket Seishun 18 Kippu (Ju Hachi Kippu)

Beberapa teman dengan sadisnya sempat bertanya pada saya: “Naik apa ke Tokyo?” “Shinkansen?” Dengan berlinang air mata saya harus menjawab: “Bukan saudara-saudara. Sayangnya bukan Shinkansen.” Kecuali uang beasiswa saya dua kali lipat jumlah saat ini, baru mungkin saya mengarungi negara ini dengan kereta kapsul terkenal itu.
Lantas apa? Saya menggunakan tiket kereta khusus bernama Seishun 18 Kippu atau biasa dibaca Ju Hachi Kippu. Seishun merupakan Bahasa Jepang yang berarti anak muda, sementara Ju Hachi Kippu berarti tiket 18. Saya sendiri tidak mengerti makna di balik pemberian nama yang unik ini. Tapi berdasar analisis saya, sang pemberi nama mungkin ingin memberi semacam peringatan kepada pembeli tiket bahwa tiket ini ditujukan untuk anak-anak muda. Kenapa? Karena pemegang tiket ini harus memiliki tenaga kuda untuk bisa menikmatinya.

18 Kippu merupakan tiket kereta periodik seharga 11.500 Yen. Periodik karena dijual dan dapat digunakan hanya pada bulan-bulan tertentu. Info lengkap tentang 18 Kippu dan cara penggunaanya dapat dilihat di http://www.japan-guide.com/e/e2362.html. Intinya, dengan membayar sejumlah uang di atas, pembeli bisa mengantongi tiket kereta sebanyak 5 lembar tiket. Itu artinya, 1 lembar tiket 18 Kippu sebenernya hanya seharga 2.300 Yen. 5 Lembar tiket ini dapat digunakan untuk membayar penggunaan kereta selama 5 hari (tidak harus berturut-turut) oleh 1 orang atau 1 hari oleh 5 orang atau 2 hari oleh 2 orang. Intinya 1 lembar hanya bisa digunakan oleh 1 orang selama 1 hari.
Apa istimewanya? Dengan tiket ini, kamu tidak perlu membayar harga tiket normal. Sebagai contoh, harga
tiket normal Fukuoka – Osaka dengan kereta lokal adalah 9.500 Yen. Sementara pada periode penggunaan 18 Kippu, jika kamu memiliki tiket ini, maka kamu hanya perlu menunjukkan 1 lembar tiket seharga 2.300 yen tersebut. Hemat 7.200 Yen! Dan jika kamu sudah memilih satu hari untuk menggunakannya, maka petugas akan memberi stempel penanda di atas tiketmu. Jadi, gunakanlah sebaik-baiknya (baca : jarak tempuh sejauh-jauhnya) agar bisa menghemat lebih banyak.

Kok enak betul? Secara harga, memang menggiurkan. Tapi seperti keterangan namanya yang saya tulis di atas, kamu perlu tenaga ekstra untuk bisa berhemat. 18 Kippu hanya bisa digunakan untuk kereta lokal, padahal Jepang memiliki banyak jenis kereta yang berbeda-beda tingkat kecepatannya. Kereta lokal adalah kereta kasta paling bawah di Jepang. Selain itu, 18 Kippu hanya meng-cover kereta lokal yang berada di bawah naungan JR atau Japan Railways. Padahal, Jepang memiliki beberapa perusahaan swasta yang melayani jalur kereta api.


Penampakan 18 Kippu dengan 5 stempel yang menandakan saya sudah menggunakan tiket ini selama 5 hari. Yak, 5 hari @12 jam saya habiskan di kereta. :) *bagian ini agak lebay kayaknya =_=”

Shinkansen vs 18 Kippu

Agar lebih jelas lagi, mari kita kita jejerkan Shinkansen yang mashyur itu dengan 18 Kippu.

Jika menggunakan Shinkansen, Fukuoka-Osaka dapat ditempuh hanya dalam waktu 2 hingga 3 jam saja. Tinggal duduk dan tunggu hingga kereta berhenti di tempat tujuan karena Shinkansen hanya berhenti di beberapa stasiun tertentu. Tapi, pengguna Shinkansen harus merogoh kocek sebesar 14.000 Yen.

Sedangkan dengan 18 Kippu, penumpang hanya perlu mengeluarkan 2.300 Yen.Tapii, jarak tempuhnya menjadi 12 jam dengan 6 hingga 7 kali ganti kereta. Kami berangkat dari Fukuoka dengan kereta pukul 05.47 dan baru sampai Osaka pukul 17.53. Ganti kereta juga memerlukan tenaga khusus karena tidak jarang kita harus menggotong koper menuju peron yang berbeda dengan waktu transfer yang hanya beberapa menit. Beberapa malah lebih sadis karena waktu transfer hanya berjarak 1 menit. Kereta juga berhenti di setiap stasiun karena jenisnya lokal. Untuk itu, pengguna 18 Kippu harus membawa beberapa jadwal dan rute kereta yang bisa didapatkan di http://www.hyperdia.com/ sebagai antisipasi jika salah atau terlambat naik kereta.

Kami memilih untuk singgah di Osaka karena perjalanan Fukuoka – Tokyo dengan 18 Kippu memang tidak mungkin ditempuh dalam waktu sehari. Kereta lokal terakhir beroperasi hingga pukul 24.00 dan baru mulai lagi sekitar pukul 04.30 keesokan harinya. Artinya, kami memang harus berhenti di tengah antara Fukuoka dan Tokyo. Osaka menjadi tempat pilihan karena kota tersebut merupakan salah satu kota industri tersibuk di Jepang. Selain itu, Osaka juga memiliki beberapa kastil indah dan Universal Studio! Dari Osaka, kami juga dengan mudah bisa mengakses Kyoto, ibukota Jepang sebelum Tokyo. Kyoto merupakan kota eksotis dengan deretan kastil dan kuil yang luar biasa cantik.


Melelahkan? Memang. Tapi bukankah hukum rimba memang begitu? Ada uang ada barang. Mau tiket kereta murah, berarti kita harus siap dengan risiko pegal bahu, punggung, dan remuk sekujur tubuh. Kamu juga harus tebal muka untuk bertanya pada masinis, petugas kereta, atau penumpang sekitar jika tidak yakin dengan kereta selanjutnya yang harus ditumpangi. Maklum, Jepang ini agak sadis karena kebanyakan kereta dan tempat tujuan lokal ditulis dalam Kanji.

Tapi percayalah, puluhan jam yang kamu habiskan di dan mengejar kereta akan terbayar dengan kelegaan berhasil menaklukkan dan berpetualang di Jepang dengan tiket murah. Belum lagi, kamu bisa melihat banyak potret Jepang yang melalui berbagai macam orang yang kamu temui atau tanyai di kereta. Toh, kita kan masih muda.


Ps. 1 Yen = 100 Rupiah
Pss. Tulisan ini didedikasikan untuk menteri perhubungan Jepang. Transportasi di sini sangat mudah dimengerti dan sangat amat luar biasa tepat waktu! Bahkan wisatawan gaptek dan buta huruf seperti kami berhasil tiba dengan selamat sampai tempat tujuan dan kembali ke rumah lagi. #bandingin ma Indonesia 


Hasil dari "kejamnya" 18 Kippu. Kaki lecet, sepatu mangap, dan koper robek akibat terlalu sering digeret. :)