Glover Garden (Nagasaki Part 3-finish)

Hari kedua di Nagasaki..
berbekal peta ini, kami ngacir pagi-pagi..*semangat 08.45

Taken from http://www.japan-guide.com


Sokufuji Temple (di Panduan wisata tulisannya Sokufuji, not Kokufuji..and we don't know why). Tidak banyak yang kami tahu tentang temple ini, bahkan kami tidak masuk dan naik ke atas karena melihat tangganya yang menjulang saja kami sudah lemes ^^. Beberapa teman sebelumnya memang telah menyarankan bahwa medan yang akan kami lalui di Nagasaki sebagian besar adalah jalan tanjakan, maka demi menghemat tenaga, kami putuskan untuk foto-foto di gerbang saja :D


 Sokufuji Temple

Sofukuji Temple. Sofukuji temple dibangun pada 1629 untuk penduduk Nagasaki keturunan Cina berdasarkan arsitektur kontemporer Cina. Konsekuensinya, temple ini lebih terlihat dan terasa Cina banget dibandingkan temple-temple lain di Jepang. Di dalamnya banyak terdapat patung Budha dan juga sudut-sudut tempat membakar dupa. Temple ini terletak tepat di bawah perbukitan (yang kami tak tau namanya) dan untuk bisa sampai kesana, kami harus mendaki gunung *ga ding..kami harus melewati jalan menanjak yang cukup melatih otot kaki. Admission fee untuk temple ini sebesar 400 Yen.

 Sofukuji Temple (gerbang depan)





Confucius Shrine merupakan satu dari beberapa shrine di Jepang yang didedikasikan untuk ahli filsafat dari Cina,Confucius. Shrine ini dibangun oleh masyarakat Cina di Nagasaki pada 1893. Sekarang, selain shrine di dalamnya juga terdapat Museum Sejarah Cina. Sayangnya karena admission fee-nya lumayan mahal (600 Yen) *menurut kantong kami, maka kami harus puas hanya dengan berfoto di depan gerbangnya.




Dari Confucius shrine, kami jalan menuju Oura Church. Sepanjang perjalanan menuju sana, kami melewati beberapa kompleks perumahan dan melihat dengan jelas apato-apato yang ada di atas bukit. Hampir semua bangunan di Nagasaki merupakan bangunan dengan arsitektur Western (Eropa). Hal ini disebabkan Nagasaki dulunya merupakan satu-satunya wilayah di Jepang yang boleh "dimasuki" oleh orang asing. Banyaknya pedagang dari Eropa yang masuk ke Nagasaki dan akhirnya tinggal dan menetap disini sedikit banyak mempengaruhi arsitektur bangunan, bahkan untuk transportasi (trem) juga seperti yang ada di Eropa.

Oura Catholic Church, dibangun pada akhir masa Edo period untuk meningkatkan jumlah dan komunitas pedagang asing di Jepang. Gereja ini merupakan gereja tertua di Jepang dan satu-satunya bangunan Western yang menjadi national treasure of Japan Government.


Glover Garden merupakan kompleks bangunan dan taman bekas mansion seorang pedagang dari Skotlandia. Letaknya satu kompleks dengan Oura Catholic Church. Untuk dapat masuk kesini, kami harus membayar 600 Yen. Namun dari sini kami dapat melihat hampir keseluruhan kota Nagasaki karena letak Glover Garden sendiri di atas perbukitan. Meski berupa taman, namun disini banyak terdapat eskalator yang memudahkan wisatawan untuk sampai ke bagian paling atas. 






Di dalam kompleks ini, wisatawan juga bisa menyewa baju ala Eropa seperti yang saya kenakan di atas. Biaya sewanya 500 yen untuk 30 menit. Di dalam disediakan ruang semacam studio untuk foto, dengan catatan menggunakan kamera pribadi karena disini tidak disediakan kamera. Jika ingin mengambil view yang lebih bagus, kami bisa keluar, namun karena keterbatasan waktu yang kami punya, kami hanya berfoto-foto di sekitar tempat persewaan..



Hasil menculik anak orang Jepang, hahahaha..
Daaaaaan, petualangan hari kedua diakhiri di Meganebashi a.k.a Megane Bridge ato Spectacles Bridge.





No comments:

Post a Comment