Plum Blossom di Dazaifu Shrine, Fukuoka

Minggu, 04 Maret 2012 kemarin digelar festival Kyokusui no En di Dazaifu Shrine, salah satu shrine terkenal di Fukuoka. Festival ini merupakan ritual penyucian kuil yang dimulai sejak Heian period (794-1185). Di festival ini, penyair memakai kostum dari Heian period dan duduk di sepanjang tepi saluran (semacam selokan air hujan) di Taman Kyokusui di Dazaifu Tenmangu Shrine. Setiap penyair harus menulis puisi dan minum secangkir sake.


Jauh hari sebelum hari H, kami memutuskan untuk mengenakan kimono dan yukata untuk menikmati acara tersebut. Selain karena ini acara tradisional Jepang, tujuan utama kami mengenakan kimono adalah agar bisa foto di bersama ume (plum) blossom. 


Inilah si Ume (plum) blossom
Ketidakberuntungan kami bertemu sakura bulan depan paling tidak sedikit terobati oleh ume. Dan beginilah "bentukan" saya memakai kimono di hari H:
Satu-satunya foto dengan mulut mingkem =_="
Seperti biasa, kehadiran kami sebagai orang asing, apalagi memakai kimono tentu saja mengundang perhatian banyak orang. Beberapa nenek seringkali berucap:

"kireii (lit. cantik)"..


atau 


"niau (lit. pantes)"


ke kami (tepatnya ke teman saya yang berambut pirang, bukan saya, #dies). Saat kami foto di dekat pohon ume, ada beberapa kakek sempat mencuri-curi foto kami dan bahkan ada pula yang minta secara terang-terangan #mendadakartis


Kehebohan kembali terjadi saat salah satu reporter radio lokal mencegat perjalanan kami menuju kursi penonton. Heboh melihat satu orang berambut pirang, satu pake jilbab pake kimono. Dan berondongan pertanyaan si reporter pun kami jawab dengan bahasa Jepang kami yang patah-patah. Ujung-ujungnya si embak mempersilakan kami meneruskan perjalanan. Jam 12 tepat kami sudah dapat tempat yang menurut kami strategis untuk mengambil gambar dan menikmati upacara yang diperkirakan akan mulai jam 1 waktu setempat.


View dari tempat strategis yang kami booking
Tak berapa lama berselang, si embak reporter datang lagi dan meminta kesediaan kami untuk diwawancara live di radio. Ting tong! Oke, sekarang kami jadi artis lokal beneran. Kapan lagi bisa masuk TV radio? Maka kamipun diboyong ke tempat dimana kami bisa melihat parade penyair lebih dekat. Lucky!

Rombongan ketiga kalo ga salah, yang pertama dan kedua di video >__<

Pandangan heran ibu-ibu melihat penampakan kami di wawancara live

masih juga ngeliatin kami, aneh ya?

Adik-adik ini juga. Ada yang aneh dengan pake kimono?



Wawancara yang hanya 3 menitan itupun selesai. Dengan semangat 45 kami setengah berlari ke tempat kami semula tapi untung tak dapat diraih, kursi penonton yang tadi kosong, sekarang penuh sesak. Maka kamipun tersingkir ke lokasi yang sangat tidak strategis  :((


Hasil gambar terbaik dari balik kerumunan massa
Menyerah berdiri di bawah rintik hujan kala itu, kami pun berpindah dan memutuskan untuk mencari spot foto bersama ume. Memakai kimono di saat hujan itu sungguh tidak disarankan, sodara-sodara! Kombinasi dingin dan basah dan hasrat ingin berfoto bukan pilihan, tapi mau tak mau harus dilakukan..demi sob, demiiii..








Tak lupa foto bareng soulmate poreper, Diah :D




And the rest are just the random pictures taken in Dazaifu Tenmangu Shrine.