In Vitro Maturation of Goat Oocyte

DIFFERENT DOSE OF FETAL CALF SERUM SUPPLEMENTATION ON THE MEDIUM TO INCREASE IN VITRO MATURATION
ABILITY OF GOAT OOCYTE

DEVITA HERY FATMAWATI
06/194971/PT/05134

ABSTRACT

            The research was conducted to evaluate the effect of Fetal Calf Serum (FCS) as protein supplements for in vitro maturation. Goat ovaries were obtained from a local slaughterhouse and transported to the laboratory in a flask of saline (0.9% NaCl) at temperature 31-34oC. Follicles of 1-6 mm in diameter were aspirated with an 23G needle and syringe 3 ml. Searching of oocytes were done under stereo microscope. Oocytes were washed 3 times with Dulbecco’s Phosphate Buffered Saline (DPBS) and Tissue Culture Medium-199 (TCM-199) then matured into drop of medium in disposable tissue dish under 38-39oC, 95% humidity, and CO2 5% for 24 hours. Oocytes were divided into three groups based on the dose: a. V/0 (goat oocytes without FCS supplementation); b. V/10 (goat oocytes with 10% FCS supplementation); c. V/20 (goat oocytes with 20% FCS supplementation). Data was analyzed by using oneway ANOVA with the dose of FCS as the main factor. Percentages of mature oocytes were reported descriptively. Result of the present study showed dose of FCS had no significant effect on in vitro maturation ability. The percentages of mature oocytes from three groups were 61.61±7.13%; 84.90±4.25%; and 93.26±3.25%, and the percentages of damaged oocytes were 24.40±7.85%; 10.16±3.59%; and 1.25±1.25% for 0% FCS, 10% FCS, and 20% FCS, respectively. Based on the result in could be concluded that the ability of in vitro maturation of goat oocytes was high (>50%), with biggest percentage got from oocytes that supplemented with 20% FCS.

(Key words: Fetal Calf Serum, Local goat oocytes, In vitro maturation, Percentage of mature oocytes)

Happy 27th month Anniversary, Dear :)

This video was made for my special friend..though we were miles apart, I'll keep him deep inside..^^
Happy 27th month anniversary (Feb, 14th 2009-May,14th 2011)

Hakata Dontaku Port Festival (May 3rd-4th, 2011)

With more than two million visitors every year, Dontaku is one of Japan’s biggest festivals. Originally known as “Matsubayashi”, its roots stretch back to 1179. The origins of Dontaku can be seen in the Hakata Matsubayashi parade. The three gods of fortune proceed along the street on horseback accompanied by small children. As they go, they shout “iitate”. In their wake come groups of local people known as “toorimon.” Fukurokuju, the God of long life, is easily recognized by his long mask. With him come the god Ebisu and his wife and Daikoku, the God of wealth, who wears a yellow silk shawl on his head and carries a bag. This procession of the three Gods and children has remained unchanged since the middle ages and been designated by the prefecture as an intangible cultural property.


Kazariyama, for decoration use only

Matsubayashi People..Kakkoyokattaaaa..
A very deep impression I felt when one of Matsubayashi-san gives me a stick, which is it should be his property on the parade, although the events had not started yet. He said that was a “Lucky Stick. And yes, I was lucky enough to see the procession by my own. When viewing a parade matsubayashi, some people have given me a lot " Hakata Torimon ", special cake that should exist in each parade of matsubayashi.

Matsubayashi-Sama..thank you for the Lucky-Charm Stick ^^

Hakata Torimon
That was truly a citizens’ festival because groups and individuals from all over Kyushu descend on Fukuoka to join these parades: local citizens' associations, schools, private companies, small businesses, marching bands and drum majorettes, all dancing freely in the street while showcasing their unique costumes and talents. The participation of Indonesia, Malaysia, Thailand, and Scotlandia add an international flavor to the festival. It is really an occasion for people from all walks of life to meet and wish each other well.
Chigo Mai, The dancer

The Children of Matsubayashi

Genki na Obaasan.. ^^

This year’s festival was originally intended to commemorate the opening of the new Hakata Station building and the new Kyushu Shinkansen, but in light of recent events in the Eastern area, the theme has been changed to “Ganbarou Japan (Do not Give Up,  Japan)”. There is plenty to enjoy, including performances on many different stages, sales at local shops, street stalls and more. Without doubt, though, the highlight is the colorful parade by more than 650 costumed “Dontaku teams”. As an international student, we have the opportunity to participate in the parade by wearing our traditional clothes and join with the Asia Pacific Children Convention.

















がんばろう、日本!!

Glover Garden (Nagasaki Part 3-finish)

Hari kedua di Nagasaki..
berbekal peta ini, kami ngacir pagi-pagi..*semangat 08.45

Taken from http://www.japan-guide.com


Sokufuji Temple (di Panduan wisata tulisannya Sokufuji, not Kokufuji..and we don't know why). Tidak banyak yang kami tahu tentang temple ini, bahkan kami tidak masuk dan naik ke atas karena melihat tangganya yang menjulang saja kami sudah lemes ^^. Beberapa teman sebelumnya memang telah menyarankan bahwa medan yang akan kami lalui di Nagasaki sebagian besar adalah jalan tanjakan, maka demi menghemat tenaga, kami putuskan untuk foto-foto di gerbang saja :D


 Sokufuji Temple

Sofukuji Temple. Sofukuji temple dibangun pada 1629 untuk penduduk Nagasaki keturunan Cina berdasarkan arsitektur kontemporer Cina. Konsekuensinya, temple ini lebih terlihat dan terasa Cina banget dibandingkan temple-temple lain di Jepang. Di dalamnya banyak terdapat patung Budha dan juga sudut-sudut tempat membakar dupa. Temple ini terletak tepat di bawah perbukitan (yang kami tak tau namanya) dan untuk bisa sampai kesana, kami harus mendaki gunung *ga ding..kami harus melewati jalan menanjak yang cukup melatih otot kaki. Admission fee untuk temple ini sebesar 400 Yen.

 Sofukuji Temple (gerbang depan)





Confucius Shrine merupakan satu dari beberapa shrine di Jepang yang didedikasikan untuk ahli filsafat dari Cina,Confucius. Shrine ini dibangun oleh masyarakat Cina di Nagasaki pada 1893. Sekarang, selain shrine di dalamnya juga terdapat Museum Sejarah Cina. Sayangnya karena admission fee-nya lumayan mahal (600 Yen) *menurut kantong kami, maka kami harus puas hanya dengan berfoto di depan gerbangnya.




Dari Confucius shrine, kami jalan menuju Oura Church. Sepanjang perjalanan menuju sana, kami melewati beberapa kompleks perumahan dan melihat dengan jelas apato-apato yang ada di atas bukit. Hampir semua bangunan di Nagasaki merupakan bangunan dengan arsitektur Western (Eropa). Hal ini disebabkan Nagasaki dulunya merupakan satu-satunya wilayah di Jepang yang boleh "dimasuki" oleh orang asing. Banyaknya pedagang dari Eropa yang masuk ke Nagasaki dan akhirnya tinggal dan menetap disini sedikit banyak mempengaruhi arsitektur bangunan, bahkan untuk transportasi (trem) juga seperti yang ada di Eropa.

Oura Catholic Church, dibangun pada akhir masa Edo period untuk meningkatkan jumlah dan komunitas pedagang asing di Jepang. Gereja ini merupakan gereja tertua di Jepang dan satu-satunya bangunan Western yang menjadi national treasure of Japan Government.


Glover Garden merupakan kompleks bangunan dan taman bekas mansion seorang pedagang dari Skotlandia. Letaknya satu kompleks dengan Oura Catholic Church. Untuk dapat masuk kesini, kami harus membayar 600 Yen. Namun dari sini kami dapat melihat hampir keseluruhan kota Nagasaki karena letak Glover Garden sendiri di atas perbukitan. Meski berupa taman, namun disini banyak terdapat eskalator yang memudahkan wisatawan untuk sampai ke bagian paling atas. 






Di dalam kompleks ini, wisatawan juga bisa menyewa baju ala Eropa seperti yang saya kenakan di atas. Biaya sewanya 500 yen untuk 30 menit. Di dalam disediakan ruang semacam studio untuk foto, dengan catatan menggunakan kamera pribadi karena disini tidak disediakan kamera. Jika ingin mengambil view yang lebih bagus, kami bisa keluar, namun karena keterbatasan waktu yang kami punya, kami hanya berfoto-foto di sekitar tempat persewaan..



Hasil menculik anak orang Jepang, hahahaha..
Daaaaaan, petualangan hari kedua diakhiri di Meganebashi a.k.a Megane Bridge ato Spectacles Bridge.





Peace Park (Nagasaki Part 2)

Setelah ngobrol panjang lebar mengenai apa aja yang perlu disiapkan kalo mau ke Nagasaki, selanjutnya adalah mengenai spot-spot mana saja yang wajib dikunjungi disini ^^

Pelajaran moral pertama dari thread sebelumnya adalah: pastikan anda booking hostel dengan benar untuk menghindari kenaikan jumlah gelandangan di Nagasaki. Hahahahaha..


10.16 waktu fukuoka, bus dari hakata station berangkat menuju nagasaki. Perjalanan ke nagasaki memakan waktu sekitar 3 jam. Sampai di dalam bis tujuan nagasaki, aku pun mengeluarkan penyakit ndesoku yang entah berapa kali kambuh..guys, ini bukan bus, tapi pesawat!! (bahkan pesawat garuda jogja-jakarta aja kalahhhh!!) *saya ndak pernah naik yang begituan, sodara2! Bus ini modelnya 1-2 seat. Hal pertama yang menarik adalah gordennya!! (yang bagus bgt) Lalu ke kursi. Dilengkapi dengan seat belt, dudukan kaki, colokan headset, tatakan tempat minum, dan sangat empukkk!! Dengan tiket seharga 2500 yen, ini sangat mewah. Dannnnn, mbak-mbak sugiwanya sekarang bisa bahasa inggris!! *prok prok prok* (cerita tentang si "mbak sugiwa" akan dibahas di thread lain :))


Welcome to Nagasaki!! 13.15 kami tiga wanita gagah perkasa melanjutkan perjalanan ke hotel yang sudah dipesan sebelumnya. Berbekal kalimat sakti “sakura machi wa doko desuka?” (salah satu dari dua kalimat pertama yang kami pelajari di kelas bahasa Jepang), kami melangkah dengan yakin. Ikuti jalan sesuai petunjuk di internet plus tanya-tanyi sedikit, kami pun sampai di hostel yang dituju. Dari luar, tampak tidak meyakinkan. Eits, tapi jangan salah. Begitu sampai ke dalam, tambah tidak meyakinkan. Hostel yang sudah masuk jaringan hostel internasional ini dijaga oleh duo okaasan dan otoosan, yang dengan baik hati memberi tahu jalur trem di Nagasaki.
13.30 Kami langsung meluncur menuju tujuan wisata pertama kami, yaitu Peace Park dan Atomic Bomb Museum dengan trem jalur 1. Sesuai namanya, taman ini merupakan taman peringatan peristiwa jatuhnya bom atom Amerika Serikat di Nagasaki pada 9 September 1945.  Satu hal yang luar biasa dan patut diacungi jempol dari taman ini adalah tulisan-tulisan informatif pada monumen-monumennya. Ditambah sore hari mendung nan galau, sukses sudah peace park membuat darah kami berdesir dan merasa sedih. Padahal, kalau dipikir-pikir, Jepang juga berbuat kejam kan pada kakek nenek kami di Indonesia dulu? Dan karena jatuhnya bom ini jugalah kami bisa merebut kemerdekaan. Well, there’s always a silver line above the cloudy sky. Selalu ada hikmah di balik musibah. Life is a wheel, sometimes you’re on the top and sometime you’re on the bottom. Jepang pernah menjajah dan jadi macan Asia, tapi peristiwa nagasaki membuat mereka berpikir ulang dan merasakan penderitaan yang sama dengan negara yang dijajahnya. Tapi, bukan berarti masih ada dendam kesumat di hati lo! Hanya mencoba memandang dari kedua sisi karena kebetulan kami punya kesempatan untuk melakukannya. Em, dan sayang juga kami tidak sempat banyak pasang pose disini. Secara suasananya sedih, ya masak kami mau senyam-senyum keliatan gigi? Siap-siap ditampokin sandal orang-orang disana ntar. ;p

 Tangga masuk Peace Park

 Fountain, konon dulu dibuat untuk menyediakan air minum bagi korban bom Nagasaki

Peace Statue, tangan kanan melambangkan perdamaian, tangan kiri menunjuk ke hypocenter (kurang-lebih begitu terjemahan bebasnya)


Dari peace park, perjalanan kami lanjutkan ke atomic bomb hypocenter, tempat dimana dulu bom atom tepat dijatuhkan di nagasaki..suasananya benar-benar mendukung dengan sedikit efek gerimis. Hemmm..sendu-sendu gimana gitu. 

Dan dari situ, kita menuju (ato lebih tepatnya mencari) Urakami cathedral, gereja tertua yang juga pernah kena bom atom kala itu. Meski ada petanya si dore (singkatan dari doremon, plesetan dari dora), lost in nagasaki itu kayaknya penting deh,,hahaha..tapi toh akhirnya ketemu juga tuh gereja tapi harus dibayar mahal dengan tragedi Payung Terbangnya si diah yang sukses terkuliti hidup-hidup di depan khalayak ramai (wakakakakakkk) bagian ini adalah bagian paling romantis di hari pertama kami di nagasaki. Harga payungnya sih Cuma hyaku go (105)  en, tapi malunyaaaaaa, tak terbayar mak!! Hahahahaha. 

Diah dengan payung kenangannya :)

Urakami Cathedral, salah satu lokasi terparah yang terkena bom atom

Waktu keluar dari gereja, entah karena anginnya yang nakal ato si mas nya mo melengkapi keromantisan diah, payung masnya itu terbang juga!! Destinasi berikutnya adalah Megane Bridge (Meganebashi), jembatan tertua di Nagasaki yang jika dilihat dari angle yang tepat akan terlihat seperti Kacamata, that's why it also called Spectacles Bridge. Dari trem, kami turun bersama dengan satu rombongan (yang sepertinya) juga menuju ke tempat yang sama, maka daripada susah-susah baca peta, mending kita ikutin aja. Ternyata si mas-mas guide ini agak sesat, jalan berkilo-kilo tau-tau ngilang gitu aja. Jadilah kita "agak" tersesat dan terjebak hujan di daerah deket Chinatown =_=" Pelajaran moral berikutnya, meski mas-mas Jepang cakep, jangan sertamerta diikuti kemana dia pergi karena bisa saja dia sesat, hahhahahaha

Nagasaki Part 1

Minggu ini adalah salah satu minggu paling menyenangkan di Jepang. Kenapa? Karena orang-orang biasanya punya waktu seminggu penuh yang disebut Golden Week. Sebenernya ga seminggu-seminggu juga, karena senin dan jumat pada minggu ini, kantor biasanya tetap buka. Tapi, katanya banyak yang mengambil cuti and take a one week long holiday.

Sebagai orang Jepang dadakan, saya dan dua orang teman saya (diah dan nita) tentunya tidak mau kalah. Kami ingin merasakan melewatkan golden week seperti yang orang-orang Jepang lakukan, yaitu dengan berpergian. Meskipun dengan waktu dan dana yang terbatas, kami tetap kekeh merencanakan perjalanan. Dan akhirnya, setelah mempertimbangkan bibit, bobot, bebetnya, Nagasaki  adalah kota beruntung yang kami pilih sebagai tempat tujuan wisata pertama kami selama di Jepang. Kami memutuskan untuk menghabiskan waktu di sana selama 3 hari 2 malam.

A. What to prepare
Hal pertama yang kami siapkan adalah mencari segala macam informasi mengenai Nagasaki, baik melalui internet maupun dari orang-orang yang sudah pernah ke sana sebelumnya. Tentang akomodasi selama di sana, sistem transportasi, objek-objek wisata yang harus didatangi, makanan yang harus dicoba, souvenir yang harus dibeli, dan tentunya penginapan. Dengan budget terbatas, kami harus bisa mengalokasikan dana agar dapat meng-cover semua kebutuhan di atas. Setelah mengutak-atik angka, berikut adalah pengeluaran inti yang harus kami siapkan

1. Transportasi Fukuoka – Nagasaki round trip : 4500 Yen (450.000)
Menurut informasi yang kami dapatkan di internet, ada beberapa pilihan dari Fukuoka untuk mencapai Nagasaki. Mulai dari bis, kereta, hingga pesawat. Dilihat dari efisiensi waktu dan biaya (sebenarnya biaya sih), akhirnya kami memutuskan untuk menggunakan bis. Satu tiket harganya 5000 Yen, tapi kalau sekaligus PP, harganya didiskon menjadi 4500 Yen. Harga ini juga bisa didiskon lagi menjadi 4000 Yen kalau kita membelinya dalam jumlah genap. Waktu tempuhnya juga hanya sekitar 2,5 jam. Dari Fukuoka kita bisa naik di Hakata station atau Tenjin bus station. Sedangkan di Nagasaki, kami memilih untuk turun di Nagasaki Station. Bisnya juga sangat nyaman, luas dan bersih. Perjalanan darat 2,5 jam tidak akan terasa.
Tiket bis ke Nagasaki PP

2. Youth Hostel : 2500 Yen/ Night atau 5000 Yen/ 2 Night (500.000)
Info tentang youth hostel atau penginapan untuk backpacker ini sangat mudah ditemukan di internet. Harga youth hostel di Nagasaki mulai dari angka 2300 Yen. Sayangnya, karena terlambat memesan, kami tidak berhasil mendapat tempat di angka paling murah tersebut. Akhirnya, kami memutuskan untuk memesan hotel di kisaran harga 2500 Yen. Nama hostel yang kami pesan adalah Ebisu Youth Hostel, letaknya sangat strategis karena berada dekat dengan jalur trem dan stasiun Nagasaki. Jadi, sangat memudahkan perjalanan. Tapi, hostel-hostel lain juga letaknya strategis karena sebenarnya Nagasaki adalah kota kecil. 
Proses booking hotel semuanya dilakukan via internet. Caranya sangat mudah. Tinggal searching digoogle dengan keyword semacam youth hostel Nagasaki dan keluarlah berbagai situs tentang youth hostel. Waktu itu, kami masuk ke situs dengan nama www.youthhostel.com. Tinggal centang hotel pilihan dan tanggal menginap, membayar booking fee sejumlah 10% dari harga hotel, dan voilaaaa!! hotel siap ditempati.
Jangan takut dengan fasilitas yang nantinya didapat di hostel. Kamar mandi memang hanya satu, masing-masing untuk pria dan wanita. Kita hanya bisa mandi satu kali sehari, jadi harus memilih mau pagi atau malam. Jorok? Gak juga, kan dingin, jadi kebetulan. Satu kamar terdiri dari tiga orang dengan satu tempat tidur tingkat. Toilet wanita juga khusus sendiri. Disediakan juga sikat gigi, sabun, dan shampoo. Memang tidak senyaman hotel berbintang, maklum ada harga ada barang. Tapi secara umum, dengan tarif semurah itu (ukuran Jepang), kami sudah bisa tidur nyenyak dan punya teman-teman baru.

3. Catat dan rencanakan urutan objek wisata (dan tiket masuk) yang akan dikunjungi
Kalau ini rasanya tergantung tipe orang yang melakukan perjalanan. Saya pribadi sih lebih suka memiliki plan tentang tempat-tempat yang saya kunjungi beserta daftar urutannya. Lebih mudah mengatur waktu dan memastikan semua objek wisata dapat dikunjungi. Masalah nanti berubah atau tidak, sangat bisa disesuaikan ketika sudah sampai. Yang penting, kita tahu apa saja yang harus kita lakukan.
 Bagi pelancong yang terkendala bahasa (seperti saya), sangat perlu juga membuat peta sederhana dan mengerti sedikit tentang jalur transportasi disana. Apalagi di Jepang yang tulisannya bukan romaji. Peta asli nanti bisa kita dapatkan di hotel.
Rute perjalanan.. :D

TIPS: Jangan membawa terlalu banyak barang (baju atau makanan) karena hanya bikin berat tas. Dan yang terpenting, pastikan TIDAK SALAH TANGGAL saat booking hotel. Sebenarnya, jantung kami sempat hampir copot karena baru sadar salah memesan tanggal saat mau berangkat. Untung aja hostelnya baik, jadi kami tidak kena charge tambahan dan masih ada kamar sisa.

Setelah semua persiapan awal selesai, berangkatlah kami dengan hati riang gembira ke Nagasaki. 
Bagaimana kisah petualangan kami selanjutnya? Tunggu di Nagasaki Part 2 ^^