Ohori Park, I'm in Love !!

The Ohori Park was made by utilizing the outer moat of Fukuoka Castle. In this park is a large pond with a circumference of 2 kilometers. 

A Japanese garden, restaurant, children's park, Noh theater, boathouse, and the Fukuoka Art Museum are also found here. 

This park is used by many people who enjoy jogging/cycling around the pond, strolling around to look at seasonal flowers and views or rowing boats on the water. 

At the West Japan Ohori Park Fireworks Display held every August, approximately 6,000 fireworks are let off which are always enjoyed by a large crowd of people (http://www.japan-i.jp/explorejapan)















Uminonakamichi Seaside Park

There is a peninsula separating Hakata Bay and Genkai Sea and Shikanoshima (Shika Island) can be found at the tip of it. Uminonakamichi is the name given to the reef connecting this peninsula and island. Uminonakamichi Seaside Park and an aquarium called Marine World - Uminonakamichi are located in this area. A remarkable view with the ocean spreading on both sides of the road running through the reef is indeed pleasing to the eye. The historic Shikanoshima at the tip of the peninsula became famous after a gold seal was found there which later was designated as a national treasure (http://www.japan-i.jp/explorejapan)


West Gate Plaza
The splendid landscape features as the sky shelter, created in the image of a Greek Palace, the inspiring Relief Fountain and "Canal"- a French-style Garden.





Flower Museum
A world of flowers, designated in the image of a roofless art museum. Ten different areas let you enjoy a range of flowers and greenary, as well as diverse arts displays.








*Recommended place to visit in Fukuoka, especially in the spring season ^^

Yatai, angkringannya Jepang

Pertama datang dan jalan-jalan di Fukuoka, saya sering melihat warung-warung kecil mirip angkringan di Jogja yang ditutupi tirai atau spanduk dan biasanya dilengkapi dengan lampion merah khas negeri 1000 apato ini. 


Yak, itulah Yatai, angkringannya Jepang. Menurut narasumber, Yatai adalah warung makan yang biasanya beraktifitas di musim semi di pinggir-pinggir jalan, dan biasanya berjualan pada sore hari dan tutup pada malam hari ato bahkan biasanya ada yang sampai subuh. Makanan yang mereka jual biasanya makanan tradisional Jepang, bir dan sake. Yatai ini bisa ditemukan hampir di semua daerah di Jepang, namun Fukuoka menjadi tempat yang paling terkenal akan Yatai ini. Biasanya makanan yang mereka sajikan adalah Yakitori, Oden dan Hakata Ramen yang merupakan makanan kebanggaan bagi masyarakat di Fukuoka. Kalo di Jogja, bukan angkringan kalo ga ada nasi kucing, maka di Fukuoka bukan Yatai kalo ga ada ramen. Kalo ingin mencicipi beer dan sake dengan harga murah, di sinilah tempatnya. Kebanyakan, kios-kios ini buka saat malam hari dengan penerangan lampu kecil yang digantung. 


Kami ragu-ragu untuk masuk dan mencoba makanan ala angkringan Jogja ini. Kebanyakan menyajikan menu ramen dan beberapa ada yang mencantumkan kanji "buta" which is means babi. Penasaran dengan Yatai ini, kami nekad masuk dan disambut ramah oleh ibu penjual makanan yang gahooool habis (liat deh dandanannya di foto). Hal pertama yang dilakukan tentunya menanyakan menu apa saja yang tidak berbahan babi. Untung bawa "kamus berjalan" si Nita yang bisa jadi penerjemah..hahaha..



Setelah cas cis cus nanya ini itu, pilihan Nita jatuh pada Yakitori alias si sate ayam Jepang. Diah mencoba ramen, dan saya memilih ikan (yang lupa namanya). Tak berapa lama, pesenan jadi dan kami bengong. 


Tidak ada nasi? Serius??! Perut Indonesia kami belum bisa menerima apa yang disebut "makan" kalo tanpa nasi. Si ibu meminta maaf karena Yatai memang tidak menyediakan nasi. Hemm, pelajaran moral berikutnya, kalo mo ke Yatai bawa nasi dari rumah..


Welcome in Fukuoka..!!


"Muka bantal" di Fukuoka Airport.. :D

Hobi cuap-cuap dan komentar sana-sini ternyata tidak berbanding lurus dengan hobi pengen bercerita. Dan disinilah saya sekarang, Fukuoka, Jepang. Jangan tanya gimana ceritanya saya bisa disini sekarang karena itu bakalan membuat saya berpikir keras tentang hari-hari yang sudah lewat dan (sayangnya) tak sempat saya abadikan dalam tulisan (cause I am not good in writing such story). Dua minggu berada di negeri (yang kata orang) Sakura ini membuat saya berkali-kali, tak henti-henti bersyukur karena bisa berada disini. Hah? Cerita? Apanya? Oke-oke, akan saya ceritakan sedikit tentang perjalanan saya ke negeri 1000 apato ini (hasil copy-paste dari note temen seperjuangan, Pramudika Rufraida Hapsari ^^ (lagi-lagi cause I am not good in writing), hehehe, gomen ne ^^


Sejak 14 hari yang lalu, saya resmi menjadi mahasiswa internasional di Fukuoka Women’s University (Fukuoka Joshi Daigaku). Saya dan ketiga teman saya dari UGM terdaftar sebagai peserta World of Japanese Contemporary Culture Program (WJC Program). Sebagaimana layaknya suatu hal baru dan asing yang memicu pertanyaan, demikianlah yang terjadi pada diri saya.

 "Ke Jepang? Ngapain?"
atau
"Ngapain kamu ke Jepang?"
atau
Kamu kok bisa ke Jepang?"
atau
"Gimana sih caranya kamu bisa pergi ke Jepang?"

Begitulah pertanyaan yang sering saya hadapi (hampir setiap hari). Intinya bertanya tentang apa tepatnya WJC Program itu dan bagaimana saya bisa mengikutinya. Untuk itulah saya membuat note ini. Harapannya, saya akan dapat memberikan jawaban yang memuaskan atas pertanyaan-pertanyaan tersebut. (Biasanya, banyaknya orang yang bertanya akan berbanding terbalik dengan panjangnya jawaban yang saya berikan. Jadi semakin banyak orang yang bertanya, semakin pendek jawaban yang saya berikan. That’s why I made this note..  =p).

So, here we go. .

Apa itu WJC Program?
WJC adalah program pembelajaran internasional jangka pendek yang didirikan untuk memperingati renovasi dan inaugurasi kampus baru Fukuoka Women’s University (FWU) yang lebih memfokuskan pada perspektif internasional. Contemporary Culture dimaksudkan karena adanya ketertarikan anak-anak muda di seluruh dunia terhadap ‘kebudayaan pop’ Jepang.
(Gak percaya? Bahkan penyanyi sekaliber Gwen Stefani menjadikan gadis-gadis Harajuku sebagai inspirasinya dalam lagu Harajuku Girls. Kalo masih nggak percaya juga, lihat bagaimana anak-anak muda di negara kita tergila-gila pada Dorama, Cosplay, dan Manga Jepang sebelum popularitasnya tergantikan oleh Korean Drama.)

Lalu, apa tepatnya yang saya lakukan dalam program ini? Jawabannya adalah: KULIAH. *Kedengarannya membosankan ya? Eits, tunggu dulu.. Keep reading sodara-sodara..

Ada beberapa mata kuliah yang ditawarkan dalam Spring Semester kali ini:
  • Japanese Language (WAJIB)
  • Hakata: History and Tradition (WAJIB)
  • Field Trip (WAJIB) -> please keep it in your mind, I’ll tell you more later
  • Japanese Language through media and other materials
  • Japanese Society through manga and anime
  • Introduction to Japanese Cinema: Silent Era to Bubble Era
  • Portrayals of women in Modern Japanese Fiction: Beyond Stereotypes
  • Topics in Food Economic and Business

Setiap mahasiswa diwajibkan untuk mengambil minimal 5 kuliah saja. Mungkin harapannya adalah agar si mahasiswa tersebut masih punya waktu untuk melakukan hal-hal lain seperti jalan-jalan dan shopping =p.

Oh ya, speaking of jalan-jalan, mahasiswa WJC Program diwajibkan untuk mengikuti field trip (or in another words: JALAN-JALAN) di setiap hari Rabu. Di semester lalu, rute field trip meliputi museum-museum, tempat bersejarah, tur ke Nagasaki, dll. Di semester ini rutenya tidak kalah seru. Konon kami dijadwalkan untuk mengunjungi Hiroshima, peternakan, kebun teh, dan tempat-tempat seru lainnya. Yang lebih mengasyikkan lagi, kita bisa request tempat field trip ke penanggung jawab programnya. Kalau usul kita menarik dan masuk akal, ada kemungkinan usulnya akan direalisasikan. *Kemarin ada yang mengajukan untuk field trip ke Hawai dan Pulau Guam. Alhamdulillah ide gila tersebut ditolak mentah-mentah. =D

Fasilitas apa saja yang saya dapatkan sebagai peserta WJC Program?
Alhamdulillah WJC Program yang saya ikuti ini adalah program beasiswa yang full-funding. Itu artinya, saya tidak perlu mengeluarkan banyak uang karena hampir semua biayanya ditanggung oleh FWU. Apalagi kelebihan WJC Program? Jawabannya adalah . . . .
  • Beasiswa sejumlah 100.000 yen per bulan *UPDATE per 13 Desember 2011, untuk tahun ajaran baru, besarnya beasiswa menjadi 80.000 yen/bulan dikarenakan mereka merekrut lebih banyak mahasiswi dari berbagai negara.
Ini termasuk jumlah yang besar untuk ukuran beasiswa dari Pemerintah Jepang yang pada umumnya hanya memberikan uang beasiswa sebesar 80.000 yen per bulan.



  • Penggantian tiket pesawat (pp) maksimal 100.000 yen sekali pergi
Konon ada juga beasiswa yang tidak menanggung biaya transportasi. Padahal PP Jkt-Jepang bisa mencapai 150.000 yen lho. *Mahal!
  • Lamanya beasiswa yang bisa dinegosiasi *UPDATE per 13 Desember 2011, untuk selanjutnya, tidak ada negosiasi kalau sudah tiba di Jepang, jadi mohon dipikirkan matang-matang mengenai rencana tinggal di Jepang.
Tiga teman saya mengajukan permohonan beasiswa untuk satu semester. Tapi kalau mereka ingin memperpanjang masa studinya, mereka tinggal bilang pada wakil direktur International Exchange Center-nya dan semuanya bisa diatur. Hehe *UPDATE PER 27 MEI 2011, 2 TEMAN SAYA BERHASIL MENGAJUKAN PERMOHONAN EXTEND!! SUGOI neee..
  • Akomodasi di International Student Friendship House (Nadeshiko) yang serba digital
Saya tinggal satu unit asrama bersama dengan 3 orang mahasiswa Jepang tingkat 1. 


Di asrama terdapat:
1) Dapur yang isinya ada kulkas, rice cooker, microwave, water heater, oven, kompor listrik, perlengkapan masak, meja makan, telfon, dan AC



2) Toilet dengan penghangat,sistem guyur digital, serta alat yang bisa menyamarkan bunyi-bunyian yang tidak sedap



3) Kamar mandi dengan ofuro, shower, cermin, closet, wastafel, dan mesin cuci




4) Kamar tidur yang berisi kasur, meja belajar, laci, lemari, AC, kabel LAN untuk internetan dengan kecepatan 1 Gb/s dan balkon yang menghadap pohon bunga Sakura




Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?” (Q.S. Ar-Rahman: 18)

Bagaimana saya bisa berpartisipasi dalam WJC Program?
Untuk mendapatkan semua fasilitas di atas, tentunya ada hal-hal yang harus dilakukan terlebih dahulu. Apa? Tentu saja mendaftar beasiswanya. Syaratnya:
  • Mahasiswa UGM dan berjenis kelamin perempuan
Sayangnya, di Indonesia, FWU baru menjalin kerja sama dengan UGM saja. Mungkin teman-teman yang berasal dari perguruan tinggi lain bisa mengusulkan pada Kantor Urusan Internasional masing-masing untuk bekerja sama dengan FWU. Oh ya, jangan lupa ya, syarat yang lain juga harus terpenuhi lho (WANITA). UPDATE PER 26 JUNI 2011, (denger2) FWU TAHUN INI MENJALIN KERJASAMA DENGAN UNIV.DHARMA PERSADA :)
  • Mengumpulkan sertifikat TOEFL ITP, minimal skornya 500
  • IPK minimal 3.00
  • Mengirimkan formulir aplikasi yang bisa diambil di Kantor Urusan Internasional UGM, essay tentang motivasi ikut beasiswa, transkrip nilai, 2 surat rekomendasi dari dosen, dan surat pencalonan dari dekan fakultas masing-masing
Menurut saya, syarat-syarat untuk mengikuti WJC Program ini cukup mudah, lho. Formulir aplikasinya relatif sederhana dan syaratnya masih bisa diterima akal sehat. Lagipula, seleksinya hanya seleksi berkas dan tidak ada seleksi wawancara. Jadi, relatif MUDAH.

 Ada satu hal lagi yang tidak banyak diketahui orang. Beasiswa ini mungkin diikuti oleh kamu-kamu yang SUDAH LULUS (asalkan waktu mendaftar kamu masih berstatus “Mahasiswi UGM”).  Saya mendaftar WJC Program di bulan Januari, wisuda di bulan Februari, dan mengikuti WJC Program di bulan April.

Fyi, WJC Program ini diadakan tiap tahun dengan 2 kloter pemberangkatan, lho. April (Spring Semester) dan Oktober (Autumn Semester). Menarik bukan? So, rajin-rajinlah mengecek pengumuman di oia.ugm.ac.id untuk mencari informasi. Siapa tahu, WJC Program Fall Semester 2011 ini adalah rejekimu. Ganbatte kudasai..